Raja Dubai Sekarang
Sri Sultan Hamengku Buwono III (1810-1814)
Sri Sultan Hamengku Buwono III memiliki nama kecil Raden Mas Surojo dan lahir pada tanggal 20 Februari 1769. Ia merupakan putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono II dan Gusti Kanjeng Ratu Kedhaton.
Raden Mas Surojo digambarkan sebagai sosok yang pendiam dan cenderung mengalah. Masa pemerintahannya hanya tercatat selama 856 hari. Ia wafat pada tanggal 3 November 1814 pada usianya yang ke 45 tahun dan dimakamkan di Astana Kasuwargan, Pajimatan, Imogiri.
Video: Digitalisasi, Tekan Biaya Operasional & Bikin Apotek Lebih Cuan
TRIBUNNEWS.COM - Ratu Elizabeth II telah meninggal dunia pada usia 96 tahun, Kamis (8/9/2022) di Kastil Balmoral, Skotlandia.
Elizabeth II merupakan raja terlama di Inggris, yang memerintah selama 70 tahun.
Dengan meninggalnya Ratu Elizabeth II, maka Pangeran Charles akan menjadi penerus takhta Kerajaan Inggris sebagai Raja Charles III.
Britania Raya adalah monarki konstitusional, di mana raja berbagi kekuasaan dengan pemerintah yang terorganisir secara konstitusional.
Raja atau ratu yang memerintah adalah kepala negara.
Semua kekuatan politik berada di tangan perdana menteri (kepala pemerintahan) dan kabinet, dan raja harus bertindak atas saran mereka.
Baca juga: Prosesi Pemakaman Ratu Elizabeth II akan Berlangsung Selama 10 Hari
Berikut ini daftar raja dan ratu Inggris dari pertama hingga sekarang, dikutip dari Britannica:
Egbert: Dinasti Saxon (802-839 M)
Aethelwulf: Saxon (839-856/858 M)
Aethelbald: Saxon (855/856-860 M)
Aethelberht: Saxon (860-856/866 M)
Aethelred I: Saxon (865/866-871 M)
Alfred the Great: Saxon (871-899 M)
Your access to and use of the Dubai Electricity and Water Authority’s (DEWA’s) website (the ‘Site’) is subject to the following terms and conditions, as well as UAE laws. Your access to the Site is in consideration for your agreement to these Terms and Conditions of Use, whether or not you are a registered user. By accessing, browsing, and using the Site, you accept, without limitation or qualification, these Terms and Conditions of Use.
DEWA maintains the right to modify these Terms and Conditions of Use. The modified terms and conditions will be published on this page. Any modification is effective immediately upon posting. Your use of the Site following the posting of any modification signifies your acceptance of such modification. You should periodically visit this page to review the current 'Terms and Conditions of Use'.
You agree to access and use the Site only for lawful purposes. You are solely responsible for the knowledge of and adherence to any and all laws, statutes, rules and regulations pertaining to your use of the Site. By accessing the Site, you agree that you will not:
Certain portions of the Site are limited to registered users and/or allow a user to request support or services online by entering personal information. You agree that any information provided to us in these areas will be complete and accurate, that you will not register under the name of, nor attempt to enter the Site under the name of, another person, and that you will not adopt a user name that DEWA, in its sole discretion, deems offensive.
DEWA may, in its sole discretion, terminate or suspend your access to and use of this Site without notice and for any reason, including for violation of these Terms and Conditions of Use or for other conduct which DEWA, in its sole discretion, believes is unlawful or harmful to others. In the event of termination, you will no longer be authorised to access the Site, and DEWA will use any means possible to enforce this termination.
Some links on the Site lead to websites that are not operated by Dubai Electricity and Water Authority. DEWA does not control these websites nor do we review or control their content. DEWA provides these links to users for convenience. These links are not an endorsement of products, services, or information, and do not imply an association between DEWA and the operators of the linked website. When you select a link to an outside website, you are subject to the terms and conditions of the owner/sponsors of that outside website.
DEWA reserves the right to monitor any content that you provide, but shall not be obligated to do so. Although DEWA cannot monitor all postings on the Site, we reserve the right (but assume no obligation) to delete, move, or edit any postings that violate these terms and conditions. The UAE and foreign copyright laws and international conventions protect the contents of the Site. You agree to abide by all copyright notices posted on the Site.
You agree to defend, indemnify, and hold harmless DEWA and all of its employees and agents from any and all liabilities incurred in connection with any claim arising from any breach by you of these Terms and Conditions of Use, including reasonable attorneys' fees and costs. You agree to cooperate fully in the defense of any such claim. DEWA reserves the right to assume, at its own expense, the exclusive defence and control of any matter otherwise subject to indemnification by you. You agree not to settle any matter without the written consent of Dubai Electricity and Water Authority.
You expressly understand and agree that your use of the Site, or any material available through this Site, is at your own risk. Neither DEWA nor its employees warrant that the Site will be uninterrupted, problem-free, free of omissions, or error-free; nor do they make any warranty as to the results that may be obtained from the use of the Site. The content and function of the Site are provided to you "as is," without warranties of any kind, either express or implied, including, but not limited to, warranties of title, merchantability, fitness for a particular purpose or use, or currency.
In no event will DEWA or its employees be liable for any incidental, indirect, special, punitive, exemplary, or consequential damages, arising out of your use of or inability to use the Site, including without limitation, loss of revenue or anticipated profits, loss of goodwill, loss of business, loss of data, computer failure or malfunction, or any other damages.
Emirat Dirham adalah mata uang yang digunakan di Dubai dan 100 AED = $ 27 = Rp.390.000 (kurs 14500). 1 AED = Rp3.900. Tiba di Dubai bukanlah urusan yang sangat mahal jika Anda tidak mengunjungi Emirat Dubai selama Festival Belanja Dubai yang terkenal. Namun, untuk memesan dengan harga terbaik, lebih baik memesan jauh hari sebelumnya
PT. Terminal Tour & Travel +62 21 661 5738 [email protected]
Kerajaan Inggris adalah sebuah monarki konstitusional, yang artinya raja atau penguasa berbagi kekuasaan dengan pemerintah yang terorganisir secara konstitusional. Raja atau ratu yang berkuasa merupakan kepala negara.
Namun, kekuatan politik terletak di perdana menteri sebagai kepala pemerintahan, sekaligus para kabinet. Di samping itu, pihak monarki harus bertindak sesuai dengan saran mereka.
Kekuasaan Inggris dapat ditelusuri sejak Dinasti Saxon, di mana dikatakan dalam Ensiklopedia Britannica, penguasa pertamanya adalah Egbert. Dia berkuasa sejak 802-839 Masehi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah kepemimpinan Britania oleh Dinasti Saxon ini kemudian berlanjut hingga beberapa sosok pemerintah, lalu berhenti pada Edward the Elder yang memimpin dari tahun 899-924 Masehi. Kekuasaan Britania itu kemudian berlanjut dengan kekuasan Inggris.
Jakarta, CNBC Indonesia - Blackberry mulai melakukan perubahan besar pada perusahaan. Dari sebelumnya pernah menjadi raja HP, sekarang banting setir di bidang software.
Blackberry Limited diketahui membeli Cylance pada 2019 lalu senilai US$1,4 miliar (Rp 21,7 triliun). Perusahaan yang berbasis di Irvine, California telah berdiri sejak 2012.
Cylance mengerjakan pengembangan program antivirus dan jenis software lain untuk mencegah virus dan malware. Cylance menggunakan pembelajaran mesin untuk mencegah adanya pelanggaran pada keamanan.
Dalam presentasi kepada investor, Blackberry memastikan akan lebih fokus pada Cylance. Pengeluaran akan dialihkan untuk pertumbuhan lebih tinggi pada perusahaan yang berbasis di Irvine,California, Amerika Serikat (AS).
Blackberry melaporkan Cylance akan membukukan kerugian inti yang disesuaikan sebesar US$51 juta (Rp 790 miliar) untuk tahun fiskal ini, dikutip dari Reuters, Kamis (17/10/2024).
Sementara itu, Blackberry juga berencana meningkatkan alokasi modal ke bisnis komunikasi aman dan Internet of Things (IoT). Keduanya dirasa menguntungkan dan pendorong pertumbuhan utama.
Saat ini, perusahaan asal Kanada tengah dalam proses memisahkan bisnis IoT dan keamanan siber untuk menjadi independen.
Blackberry juga telah mengeluarkan perkiraan EBITDA pada 2026 mencapai US$50 juta hingga US$60 juta (Rp 775-940 miliar) Jumlah tersebut di atas perkiraan analis senilai US$47,8 juta (Rp 741 miliar)
Untuk pendapatan dari IoT diperkirakan mencapai US$225 juta-US$235 juta (Rp 3,4-3,6 triliun) pada tahun depan. Ekspektasi itu naik dari penghasilan tahun lalu sebesar US$215 juta.
Saksikan video di bawah ini:
Sri Sultan Hamengku Buwono X (1989-sekarang)
Sultan Hamengku Buwono X memiliki nama kecil bendara Raden Mas Herjuno Darpito. Ia merupakan putra dari Sultan Hamengku Buwono IX dan istri keduanya RA Siti Kustina. Ia lahir pada tanggal 2 April 1946 di Yogyakarta.
Setelah dewasa, ia ditunjuk ayahandanya sebagai Pangeran Lurah atau yang dituakan di antara semua pangeran di Keraton Yogyakarta.
Sultan Hamengku Buwono X merupakan Raja Kesultanan Yogyakarta sekaligus sebagai Gubernur Daerah istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini.
Demikian penjelasan mengenai biografi singkat raja Keraton Jogja dari awal berdiri hingga sekarang. Semoga dapat menambah wawasan kalian ya, detikers!
Artikel ini ditulis oleh Genis Naila Alfunafisa peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Daftar Raja dan Ratu Inggris Sejak Pertama sampai Sekarang
Kembali mengutip dari Britannica, berikut ini daftar raja dari era Britania (Raja-raja Wessex), Inggris, Britania Raya, dan United Kingdom beserta asal dinasti dan waktu mereka memerintah:
Sri Sultan Hamengku Buwono V (1823-1855)
Putra dari Sultan Hamengku Buwono IV dengan Gusti Kanjeng Ratu Kencono ini lahir pada tanggal 20 Januari 1821 dengan nama Gusti Raden Mas Gatot Menol.
Ia diangkat menjadi Sultan Hamengku Buwono V ketika ayahnya wafat di tahun 1823 pada saat usianya yang baru menginjak 3 tahun. Dikarenakan usianya yang masih sangat belia, maka dibentuklah dewan perwalian untuk mendampingi tugas-tugas pemerintahan.
Sultan Hamengku Buwono V wafat pada 5 Juni 1855 dan dimakamkan di Astana Besiyaran, Pajimatan, Imogiri. Ketika beliau wafat, permaisuri pertamanya tidak berputera dan permaisuri keduanya sedang hamil, namun belum ada tanda melahirkan. Sehingga, tahta kerajaan diberikan kepada adiknya Raden Mas Mutojo dengan gelar Sultan Hamengku Buwono VI.
Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792)
Sri Sultan Hamengku Buwono alias Pangeran Mangkubumi merupakan pendiri dan pembangun Keraton Yogyakarta. Ia lahir pada tanggal 5 Agustus 1717 dengan nama Bendara Raden Mas (BRM) Sujono. Ia merupakan putra dari Sunan Amangkurat IV melalui istri selirnya yang bernama Mas Ayu Tejawati.
Pangeran Mangkubumi merupakan sosok yang dikenal sangat cakap dalam olah keprajuritan dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya Jawa. Ia berhasil memenangkan sayembara untuk memadamkan pemberontakan Sambernyawa dan peristiwa Geger Pecinan yang dipimpin oleh Sunan Kuning dan Pangeran Sambernyawa.
Beliau dinobatkan menjadi Raja pertama Ngayogyakarta dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwono I usai ditandatanganinya Perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Maret 1755. Sultan Hamengku Buwono I kemudian wafat pada tanggal 24 Maret 1792 dan dimakamkan di Astana Kasuwargan, Pajimatan, Imogiri.
Sejak saat itu, hak untuk memimpin dan menguasai Kasultanan Yogyakarta dilakukan dengan sifat turun menurun.
C. Britania Raya dan United Kingdom
Demikian sejarah singkat Kerajaan Inggris beserta para penguasanya sejak dahulu sampai sekarang.
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan istana resmi yang berada di Kota Jogja. Raja-raja Keraton Ngayogyakarta telah memimpin kota dengan status Daerah istimewa tersebut sejak tahun 1755 hingga sekarang. Begini penjelasan tentang biografinya.
Kesultanan Ngayogyakarta merupakan hasil pecahan dari Kerajaan Mataram Islam dalam Perjanjian Giyanti yang membagi Nagari Kasultanan Ngayogyakarta untuk Pangeran Mangkubumi dan Kasunanan Surakarta untuk Pakubuwana III.
Akibatnya, berdirilah Keraton Jogja dengan Sri Sultan Hamengku Buwono I sebagai raja pertama dan diteruskan oleh keturunan raja-raja selanjutnya dengan gelar "Sri Sultan Hamengku Buwono" yang masih memimpin hingga tahun 2023 sekarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengetahuinya secara detail, simak penjelasan mengenai biografi singkat dan silsilah raja-raja Keraton Jogja dari awal berdiri hingga sekarang, yang dikutip dari laman resmi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan dprd.jogjakota.go.id. berikut ini.
Sejarah Singkat Kerajaan Inggris
Selanjutnya, dikatakan dalam laman History, Raja Inggris yang pertama adalah Athelstan yang bertakhta sejak 925 sampai 939 Masehi. Kemudian, sejak rezim William the Conqueror, peralihan kepemimpinan ditetapkan dari raja kepada anak laki-laki pertama.
Namun, hal ini diubah pada tahun 1702 M ketika Parlemen Inggris memberikan Act of Settlement, yang menyatakan bahwa disebabkan wafatnya Raja William III, gelar penguasa akan diserahkan kepada Anne dan keturunannya. Hal ini berarti para perempuan juga bisa mewarisi takhta, selama tidak ada laki-laki yang dapat menduduki posisi itu.
Pada waktu itu, hukum umum di Inggris menyatakan bahwa ahli waris laki-laki menjadi pewaris sebelum saudara perempuan mereka. Dengan kesepakatan kekuasaan Gereja Inggris pula, Act of Settlement pun menyatakan bahwa setiap ahli waris yang menikah dengan seorang Katolik Roma, akan dihapus dari garis suksesi.
Aturan mengenai siapa pewaris takhta Kerajaan Inggris tidak diperbarui lagi sampai tahun 2013, saat Parlemen menyetujui Succession to the Crown Act. Peraturan ini kemudian menggeser garis suksesi ke sistem primogeniture absolut. Maksudnya, kerajaan akan diteruskan ke pewaris sulung, tak peduli apa pun jenis kelamin mereka.
Sri Sultan Hamengku Buwono IV (1814-1822)
Lahir pada tanggal 3 April 1804 dengan nama asli Gusti Raden Mas Ibnu Jarot, Sri Sultan Hamengku Buwono IV di tunjuk menjadi putra mahkota saat ayahnya diangkat sebagai sultan pada 21 Juni 1812.
Ia merupakan putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono III dan Gusti Kanjeng Ratu Hageng. Raden Mas Ibnu Jarot diangkat menjadi sultan sesaat setelah wafatnya ayahnya saat umurnya masih 10 tahun, yakni pada 9 November 1814.
Pada masa itu, karena umurnya yang masih sangat muda, pemerintahan pun dipimpin oleh wali raja, Pangeran Notokusumo dengan gelar Paku Alam I. Ia pun wafat setelah menjalankan pemerintahan secara mandiri selama dua tahun pada 6 Desember 1823 dan dikenal dengan nama 'Sultan Seda Besiyar' dan dimakamkan di Astana Besiyaran, Pajimatan, Imogiri.